Dewi Amba merupakan tokoh pewayangan yang berasal dari Negeri Giyantipura,Dia merupakan putri sulung dari Prabu Darmahambara. Dewi Amba memiliki dua saudara kembar ,bernama Dewi Ambika dan Dewi Ambalika. Berbeda dengan putri kerajaan yang pada umumnya lebih suka berada di Istana, Dewi Amba lebih suka berpetualang keluar istana dan kembali lagi beberapa lama kemudian, dari segi penampilannya pula, Dewi Amba lebih suka berbusana layaknya kesatria pria yang lebih banyak membawa panah dan berkuda, namun kecantikan Dewi Amba bisa dikatakan mengungguli dari semua saudaranya.
Kisah hidup Dewi Amba terbilang tragis, karena harus terbunuh secara tak sengaja justru ditangan orang yang dicintainya, Raden Dewabrata, nama lain Resi Bisma saat masih muda.
Diceritakan bahwa dahulu, Raden Dewabrata dan para rombongan dari Negerinya Hastinapura, tengah mencarikan permaisuri bagi kedua adiknya, yaitu Prabu Citranggada dan Raden Wicitrawirya yang kala itu tengah duduk sebagai Raja tertinggi di Hastinapura.
hingga sampailah romobongan Dewabrata di Negeri Giyantipura, yang kala itu juga sedang mencarikan jodoh bagi kedua puyri Raja Darmahambara Dewi Ambika dan Dewi Ambalika, sedangkan Dewi Amba sendiri telah dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang Raja dari bangsa JIn di negeri lain.
Selama beberapa hari berada di istana Giyantipura baik Dewabrata dan Dewi Amba merasa bisa dekat dan akrab satu sama lain. Dewi Amba secara perlahan mulai memiliki rasa simpati yang besar terhadap keberadaan Dewabrata dan menaruh harapan agar kelak mampu menjadi pendampingnya, sedangkan bagi Dewabrata sendiri, walaupun juga memiliki ketertarikan yang sama pada Dewi Amba, namun masih berusaha agar hubungannya dengan Dewi Amba tak lebih dari sekedar persahabatan, walaupun dalam hatinya juga ada perasaan ingin selalu dekat dengan Dewi Amba,walaupun hanya sebatas melihat sorot matanya. Namun mengingat bahwa Dewabrata telah bersumpah untuk tidak menikah agar tak ada keturunannya yang mampu mengambil tahta atas Negeri Hastinapura.
Puncaknya adalah saat Dewabrata akan kembali ke Hastinapura untuk membawa Dewi Ambika dan Ambalika untuk dijadikan permaisuri di Istana Hastinapura, ditengah jalan Dewabrata dihadang oleh Dewi Amba yang menginginkan agar turut dibawa serta ke Hastinapura. Memohon, bahkan menangis agar dirinya juga bisa ikut ke Hastinapura dan agar bisa selalu dekat dengan Dewabrata. Situasi yang cukup membuat gugup Dewabrata, karena tak biasanya dia harus berurusan dengan perempuan yang menangis.
Namun Dewi Amba yang diluar kendali serta merta turun dari kudanya dan memeluk Dewabrata, sambil tetap menangis memohon agar diajak serta ke Hastinapura, namun Dewabrata yang benar-benar gugup serta merta mendorong Dewi Amba hingga jatuh ketanah yang berbatu. Sempat mengambil anak panah yang ada di pelana kudanya, DEwabrta lantas mengarahkan panah tersebut ke arah Dewi Amba dengan maksud menakut-nakuit agar Dewi Amba tak memaksanya lagi, namun hal itu tak mengecilkan nyali Dewi Amba, dengan keberanian yang tersisa, dia hampiri busur anak panah yang mengarah padanya. Situasi yang membuat Dewabrata bertambah gugup dan panik, hingga tanpa sengaja dia lepaskan busur yang terentang itu ke arah Dewi Amba, dan tepat mengenai dadanya. Seketika itu Dewi Amba tewas!!
kecelakaan yang tanpa sengaja menewaskan Dewi Amba, seorang puteri Kesatria yang justru telah mengisi hati Dewabrata.
kisah tragis dua tokoh wayang yang mampu memberikan pelajaran pada kita tentang pentingnya sikap kesetiaan pada orang yang menyayangi kita dan menganggap keberadaan kita begitu berharga bagi pribadinya.
100% karya sendiri..
Not Copas..
Salam Semangat!!!
Kartika Si Gadis Optimis
Kisah hidup Dewi Amba terbilang tragis, karena harus terbunuh secara tak sengaja justru ditangan orang yang dicintainya, Raden Dewabrata, nama lain Resi Bisma saat masih muda.
Diceritakan bahwa dahulu, Raden Dewabrata dan para rombongan dari Negerinya Hastinapura, tengah mencarikan permaisuri bagi kedua adiknya, yaitu Prabu Citranggada dan Raden Wicitrawirya yang kala itu tengah duduk sebagai Raja tertinggi di Hastinapura.
hingga sampailah romobongan Dewabrata di Negeri Giyantipura, yang kala itu juga sedang mencarikan jodoh bagi kedua puyri Raja Darmahambara Dewi Ambika dan Dewi Ambalika, sedangkan Dewi Amba sendiri telah dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang Raja dari bangsa JIn di negeri lain.
Selama beberapa hari berada di istana Giyantipura baik Dewabrata dan Dewi Amba merasa bisa dekat dan akrab satu sama lain. Dewi Amba secara perlahan mulai memiliki rasa simpati yang besar terhadap keberadaan Dewabrata dan menaruh harapan agar kelak mampu menjadi pendampingnya, sedangkan bagi Dewabrata sendiri, walaupun juga memiliki ketertarikan yang sama pada Dewi Amba, namun masih berusaha agar hubungannya dengan Dewi Amba tak lebih dari sekedar persahabatan, walaupun dalam hatinya juga ada perasaan ingin selalu dekat dengan Dewi Amba,walaupun hanya sebatas melihat sorot matanya. Namun mengingat bahwa Dewabrata telah bersumpah untuk tidak menikah agar tak ada keturunannya yang mampu mengambil tahta atas Negeri Hastinapura.
Puncaknya adalah saat Dewabrata akan kembali ke Hastinapura untuk membawa Dewi Ambika dan Ambalika untuk dijadikan permaisuri di Istana Hastinapura, ditengah jalan Dewabrata dihadang oleh Dewi Amba yang menginginkan agar turut dibawa serta ke Hastinapura. Memohon, bahkan menangis agar dirinya juga bisa ikut ke Hastinapura dan agar bisa selalu dekat dengan Dewabrata. Situasi yang cukup membuat gugup Dewabrata, karena tak biasanya dia harus berurusan dengan perempuan yang menangis.
Namun Dewi Amba yang diluar kendali serta merta turun dari kudanya dan memeluk Dewabrata, sambil tetap menangis memohon agar diajak serta ke Hastinapura, namun Dewabrata yang benar-benar gugup serta merta mendorong Dewi Amba hingga jatuh ketanah yang berbatu. Sempat mengambil anak panah yang ada di pelana kudanya, DEwabrta lantas mengarahkan panah tersebut ke arah Dewi Amba dengan maksud menakut-nakuit agar Dewi Amba tak memaksanya lagi, namun hal itu tak mengecilkan nyali Dewi Amba, dengan keberanian yang tersisa, dia hampiri busur anak panah yang mengarah padanya. Situasi yang membuat Dewabrata bertambah gugup dan panik, hingga tanpa sengaja dia lepaskan busur yang terentang itu ke arah Dewi Amba, dan tepat mengenai dadanya. Seketika itu Dewi Amba tewas!!
kecelakaan yang tanpa sengaja menewaskan Dewi Amba, seorang puteri Kesatria yang justru telah mengisi hati Dewabrata.
kisah tragis dua tokoh wayang yang mampu memberikan pelajaran pada kita tentang pentingnya sikap kesetiaan pada orang yang menyayangi kita dan menganggap keberadaan kita begitu berharga bagi pribadinya.
100% karya sendiri..
Not Copas..
Salam Semangat!!!
Kartika Si Gadis Optimis
0 Response to "Dewi Amba, Putri Kesatria dari Giyantipura"
Posting Komentar