Deskripsi Nafsu Manusia dalam Epik Ramayana

Sudah tak diragukan lagi bahwa kesenian Wayang di Indonesia, bahkan ditingkat dunia telah dikenal sebagai kesenian hiburan asli Indonesia yang tak hanya terkenal dari sisi seni dan hiburannya, namun juga terkenal dengan kesenian hiburan yang sarat dengan nilai dan pesan moral yang membangun dan dapat dijadikan sebagai tuntunan dan pembangunan karakter bangsa.
Wayang yang telah akrab dengan kehidupan rakyat Indonesia, masyarakat jawa pada khusunya mulai dikenal setelah dibawakan oleh Sunan Kalijaga ke tanah jawa pada abad terdahulu. Dengan mengangkat cerita-cerita yang diadopsi dari cerita Ramayana dan Mahabarata dari India, Kanjeng Sunan Kalijaga dengan cerdasnya mampu menggubah isi dari cerita epos tersebut yang pada awalnya berisi tentang ajaran-ajaran agama Hindu dan Budha, sehingga sesuai dengan kebudayaan dari masyarakat Jawa yang mayoritas pada saat itu masih dalam keadaan transisi dari agama Hindu Budha menuju ke arah perkembangan agama Islam. Dengan meramu cerita-cerita wayang tersebut Sunan Kalijaga mampu mengenalkan nilai-nilai mulia yang terdapat dalam agama Islam kepada masyarakat Jawa. Adanya kreatifitas dalam meramu cerita-cerita epos tersebut menjadikan cerita pewayangan di tanah Jawa, sedikit berbeda dengan cerita dalam versi aslinya yang berasal dari India, namun tak merubah inti daripada cerita epos Ramayan dan Mahabarata.
Wayang telah terkenal dengan pesan moralnya dalam setiap pertunjukannya. Tak terkecuali juga dengan lakon Ramayana. Dalam cerita ini dikenalkan adanya empat elemen nafsu yang ada dalam setiap diri manusia dalam cerita Ramayana disimbolkan dengan empat putra dari Dewi Sukesi dan Begawa Wisrawa, yaitu Prabu Rahwana, Raden Kumbakarna, Dewi Sarwakenaka, dan Raden Gunawan Wibisana. Keempat elemen nafsu itu antara lain.
  1. Nafsu Amarah.
Nafsu amarah terlambangkan dengan warna merah dan dilambangkan dalam pewayangan dengan tokoh Prabu Rahwana atau Dasamuka. Nafsu berkaitan dengan amarah yang pasti ada dalam setiap diri manusia, jika pribadi seseorang lebih banyak menyelesaikan problem yang ada pada dirinya dengan emosi tinggi maka dapat dipastikan bahwa elemen nafsu amarahlah yang memimpin dalam diri manusia tersebut. Nafsu ini dilambangkan dengan tokoh Prabu Rahwana karena sesuai dengan watak dan karakter Prabu Rahwana yang pemarah dan tidak sabaran dalam menghadapi segala situasi.

Prabu Rahwana
  2. Nafsu Luamah
    Nafsu ini dilambangkan dengan warna hitam dan dalam cerita Ramayana dilambangkan dengan tokoh Raden Kumbakarna. Nafsu luamah ini berkaitan dengan nafsu akan kebutuhan makan dan tidur. Nafsu ini juga sering dilambangkan dengan nafsu yang mewakili keserakahan dan ketamakan. Jika dalam menjalani kehidupannya, lebih mengutamakan kebutuhan “perut” dan tidur, dapat diperkirakan bahwa dalam dirinya nafsu luamah yang memimpin dalam dirinya. Nafsu ini tergambar pada pribadi Raden Kumbakarna karena adik dari Prabu Rahwana ini kesehariannya hanya memikirkan urusan perut dan tidurnya saja.
    Raden Kumbakarna
    1. Nafsu Sufiah
    Nafsun ini terlambangkan dengan warna Kuning dan digambarkan dengan tokoh Dewi Sarpakenaka. Nafsu ini berkaitan dengan nafsu seksual atau kesenangan yang berhubungan dengan syahwat. Dewi Sarpakenaka dijadikan sebagai lambang dari nafsu sufiah ini karena dalam kepribadiannya Dewi Sarpakenaka selalu menggoda laki-laki rupawan yang ada dilingkungan istananya. Pernah sekali dia berusaha menggoda Raden Laksmana yang tak lain adalah adik dari Sri Rama untuk menuruti hawa nafsunya. Namun hal itu dapat dicegah oleh Laksmana dengan cara menampar Dewi Sarpakenaka hingga hidungnya berdarah. Jika dalam menjalani kehidupannya manusia lebih mengutamakan nafsu syahwat maka yang memimpin hatinya adalah nafsu sufiah tersebut.

    Dewi Sarpakenaka

    1. Nafsu Mutmainah
    Nafsu ini terlambangkan dengan warna putih dan digambarkan dengan tokoh Raden Gunawan Wibisana. Nafsu ini merupakan nafsu yang suci atau yang telah bisa dikendalikan oleh pribadi manusia masing-masing, namun jika dibandingkan denganm ketiga nafsu yang lain, nafsu mutmainah ini merupakan nafsu yang sangat lemah daya kendalinya, oleh sebab itu sangat mudah terkalahkan oleh ketiga nafsu yang lain. Jika manusia dalam menjalani hidupnya mampu menahan dirinya dari segala perbuatan buruk, dapat dipastikan bahwa nafsu sufiah ini telah menang dalam mengendalikan hatinya. Raden Gunawan Wibisana dijadikan sebagai penggambaran nafsu sufiah ini karena dalam kesehariannya dia selalu berusaha berbuat baik dan bijak dalam memutuskan suatu persoalan. Oleh sebab itulah dia paling dibenci oleh ketiga kakak-kakaknya yang lain, hingga dia terusir dari Kerajaan Alengkadiraja.

    Raden Gunawan Wibisana

    Itulah penggambaran nafsu dari serat Ramayana, seperti apapun keadaannya, dalam diri manusia selalu ada keempat nafsu tersebut yang selalu berusaha untuk dapat memimpin hati manusia. Tinggal bagaimana manusia yang bersangkutan mengendalikan apa yang ada dalam hatinya.

    100% Karya Sendiri..
    Not Copas..
    Kartika Si Gadis Optimis.

    1 Response to "Deskripsi Nafsu Manusia dalam Epik Ramayana"

    1. Fennycia Lim says:
      31 Mei 2019 pukul 18.49

      Nikmati Serunya Bermain Sabung Ayam Bersama Bolavita !
      taruhan sabung ayam Terbesar & Terpercaya
      Dapatkan Hadiah Menarik Bersama Bolavita
      Yuk Gabung Bersama Kami Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
      Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
      WA: +628122222995

    Posting Komentar